Jatimaktual.com, - Kisah Pangeran chandrarupa yang sedang "malu"
lantaran "dicubit" si pemulung.
Suatu hari saya bertemu seorang pemulung dan saya terdorong untuk menyampaikan kepadanya sedikit rijeki berupa sembako
Namun saya merasa malu dan tersadarkan ketika kami berdialog, sang pemulung itu "mencubit" logika dan hatiku
Berikut dialogku dengan dia (Pemulung)
Saya = S
Pemulung= P
S: Apa kabar pak ,sehat kah?
P: Saya sehat mas dan bahagia
S: Pak. ini ada sedikit rijeki buat bapak berupa sembako, minta do'anya ya pak.
P: Makasih mas. sampean (anda)
mau minta do'a apa?
S: Ya do'a kebaikan pak.
P: Baiklah saya berdo'a anda yang mengaminkan ya mas.!
S: Iya pak
P: Wahai sang sumber kasih sayang. hari ini saya ketemu seorang laki-laki dengan keluarganya dan dia memberikan aku sembako
S: Amin
P: Dia memberikan saya sembako dan minta saya mendo'akan
S: Amin.
P: Mohon berikan mereka kesuksesan.
S: Amin.
P: Tapi saya bingung wahai sumber kasih sayang, dia memberiku sembako. namun dia memintaku berdo'a, saya bingung. apakah sedekahnya dia tulus kerana cinta dan kasih sayang ataukah kerana ada maunya supaya saya do'akan?
S: Amin (dalam benak saya oh dia mencubit logika dan hatiku)
P: Tapi terlepas dia tulus atau tidak. demi cinta dan kasih sayang aku mohon berikanlah mereka kesuksesan dalam segala aktivitasnya.
S: Amin
Rupaya pemulung itu mengingatkanku untuk tulus, dan jangan pambrih.
Saya tidak marah padanya seraya saya berupaya mengingat nasehat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
*Undzur Ma Qala Wala Tandzhur Man Qala*
Lihat isi pembicaraanya jangan lihat siapa yang bicara
Berkah dan bahagia untuk semua saudara- Saudariku di Nusantara
Salam hormat dan salam bahagia dari saya yang masih kotor dan berupaya untuk bersih
HRH.Tengku Pangeran Abdullah Ali Chandrarupa Wibowo
lantaran "dicubit" si pemulung.
Suatu hari saya bertemu seorang pemulung dan saya terdorong untuk menyampaikan kepadanya sedikit rijeki berupa sembako
Namun saya merasa malu dan tersadarkan ketika kami berdialog, sang pemulung itu "mencubit" logika dan hatiku
Berikut dialogku dengan dia (Pemulung)
Saya = S
Pemulung= P
S: Apa kabar pak ,sehat kah?
P: Saya sehat mas dan bahagia
S: Pak. ini ada sedikit rijeki buat bapak berupa sembako, minta do'anya ya pak.
P: Makasih mas. sampean (anda)
mau minta do'a apa?
S: Ya do'a kebaikan pak.
P: Baiklah saya berdo'a anda yang mengaminkan ya mas.!
S: Iya pak
P: Wahai sang sumber kasih sayang. hari ini saya ketemu seorang laki-laki dengan keluarganya dan dia memberikan aku sembako
S: Amin
P: Dia memberikan saya sembako dan minta saya mendo'akan
S: Amin.
P: Mohon berikan mereka kesuksesan.
S: Amin.
P: Tapi saya bingung wahai sumber kasih sayang, dia memberiku sembako. namun dia memintaku berdo'a, saya bingung. apakah sedekahnya dia tulus kerana cinta dan kasih sayang ataukah kerana ada maunya supaya saya do'akan?
S: Amin (dalam benak saya oh dia mencubit logika dan hatiku)
P: Tapi terlepas dia tulus atau tidak. demi cinta dan kasih sayang aku mohon berikanlah mereka kesuksesan dalam segala aktivitasnya.
S: Amin
Rupaya pemulung itu mengingatkanku untuk tulus, dan jangan pambrih.
Saya tidak marah padanya seraya saya berupaya mengingat nasehat Sayyidina Ali Bin Abi Thalib.
*Undzur Ma Qala Wala Tandzhur Man Qala*
Lihat isi pembicaraanya jangan lihat siapa yang bicara
Berkah dan bahagia untuk semua saudara- Saudariku di Nusantara
Salam hormat dan salam bahagia dari saya yang masih kotor dan berupaya untuk bersih
HRH.Tengku Pangeran Abdullah Ali Chandrarupa Wibowo