
Awal transportasi di Pulau Garam di gunakan untuk transportasi ekonomi pemerintah hindia dan VOC dalam distribusi hasil bumi pada peningkatannya kereta api ini menjadi pengangkutan masal meskipun transportasi kereta api sangatlah mahal pada saat itu di bandingkan transportasi lainnya karena pada saat itu juga masih dikatajan minim transportasi sehingga masayarakat sangat bersyukur dengan adanya kereta api untuk jadi transportasi dan kereta api ini sangatlah mendukung untuk para pedagang untuk membawa lebih cepat ke surabaya karena pada saat itu yang di dagangkan palwija sehingga lebih muda dan aman bawaannya, Peran kereta api di Pulau Garam pada saat itu bisa di bilang sangat sulit tergantiakan dan jadi bahan transportasi utama pengangkut komoditas maupun manusia lantaran kendaraan darat belum sebanyak sekarang.
Hingga saat ini stasiun jaringan rel dan juga keretanya masih ada dan tersisa diantara kabupaten yang ada di Pulau Garam dan diantara masing-masing kabupaten jaringan rel bukan lantas terkubur ikut sejarah, namun pada bagiannya masyarakat sekitar sangat tidak sekali mengubur sejarah hingga pada antar kabupaten masih di jadikan sebuah wisata yang terletak di pamekasan dan saat ini masih menjadi tempat persinggahan dan kunjungan yang artinya sejarah tidak boleh terkubur ikut tahun ketahun dan masih tetap untuk dilestarikan dan dikembangkan, diantaranya kabupaten sumenep juga tak kalah untuk berfikir dalam menjadikan sejarah menjadi suatu hak dalam menjadikan lahan dalam pabrik dimana saat ini bekas stasiun yang hanya tercatat dalam sejarah sudah terbangun dan menjadi pabrik terbesar yang ada di madura “PT.GARAM” hingga saat ini masih menjadi titik acuan bagi masyarakat sekitar.
Kenapa kerta api senyap di pulau garam ? pada saat itu pulau garam adalah daerah termashur pada penghasilan garamnya, meskipun kereta api termasuk transportasi yang sangat cepat untuk di gunakan namun disisi lain ada yang merasa terbengkalai untuk mendapatkan penghasilan terutama pada masyarakat sumenep meminta untuk menutup jalur rel kereta api saat itu bertepatan tahun 1970-1980 kereta api di sumenep sudah mulai diperkirakan tidak akan beroprasi kembali, paa saat itu pengaruh feodal masa kolonial sirna maka distribusi ekonomi di sumenep semakin berkurang, karena pada saat itu masyarakat sumenep sangat merasa rugi dari tranportasi lainnya, semua barang yang diimpor dan masyarakat lainnya tak lagi menggunakan transportasi biasa sehingga masyarakat sekitar melakukan alternatif untuk membuat transportasi yang lebih nyaman dan murah dari tarif kereta api dan pengeksporan barang seperti garam dan lainya menggunakan kapal ‘’very’’ dari Sumenep hususnya. Tak lama kemudian menjelang beberapa tahun kabupaten pamekasan juga meminta untuk menutup jalur kereta api ketimur dari sampang hingga pada saat itu kereta api hanya bisa di buka dari jalur camplong sampai bangkalan. Dari permassalahan itu sedikit demi sedikit dan tak lama kemudian kereta api di Pulau Garam di bekukan dan hanya tinggal sejarah untuk kereta api di Pulau Garam.
Pada saat itu kenapa kereta api di pulau garam sangatlah miris untuk tidak akan di operasikan kembali karena sangat merasa rugi dari PT.KERETA API sendiri padahal pada saat itu menggunakan bahan bakar batu bara tapi apa yang di dapat hanyalah kerugian, namun kemudian ganti bahan bakar dengan biosolar tetapi yang dialami bukan menguntungkan malah tambah rugi dibanding sebelumnya, dan ahirnya didatangkan mesin disel dari surabaya sebagai bantuan, sebagian dari kerugian-kerugian yang membuat kereta api senyap di pulai garam.
Biografi
Nama : Fadal
Alamat : Nyabakan Timur, Batang-batang, Sumenep-Madura
Studi : Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang